Friday 17 October 2014

ISO STANDARD INTERFACE

International Organization for Standardization ( ISO) adalah badan penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara. Pada awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah IOS, bukan ISO. Tetapi sekarang lebih sering memakai singkatan ISO, karena dalam bahasa Yunani isos berarti sama (equal). Penggunaan ini dapat dilihat pada kata isometrik atau isonomi.
Didirikan pada 23 Februari 1947, ISO menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia. ISO, yang merupakan lembaga nirlaba internasional, pada awalnya dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan standardisasi internasional untuk apa saja. Standar yang sudah kita kenal antara lain standar jenis film fotografi, ukuran kartu telepon, kartu ATM Bank, ukuran dan ketebalan kertas dan lainnya. Dalam menetapkan suatu standar tersebut mereka mengundang wakil anggotanya dari 130 negara untuk duduk dalam Komite Teknis (TC), Sub Komite (SC) dan Kelompok Kerja (WG).
Meski ISO adalah organisasi nonpemerintah, kemampuannya untuk menetapkan standar yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar nasional membuatnya lebih berpengaruh daripada kebanyakan organisasi non-pemerintah lainnya, dan dalam prakteknya ISO menjadi konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan pihak-pihak pemerintah. Peserta ISO termasuk satu badan standar nasional dari setiap negara dan perusahaan-perusahaan besar.
ISO bekerja sama dengan Komisi Elektroteknik Internasional (IEC) yang bertanggung jawab terhadap standardisasi peralatan elektronik.
Penerapan ISO di suatu perusahaan berguna untuk:
·         Meningkatkan citra perusahaan
·         Meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan
·         Meningkatkan efisiensi kegiatan
·         Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan,        pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act)
·         Meningkatkan penataan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dalam    hal pengelolaan lingkungan
·         Mengurangi risiko usaha
·         Meningkatkan daya saing
·         Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak yang  berkepentingan

·         Mendapat kepercayaan dari konsumen/mitra kerja/pemodal.

Kode nama negara - ISO 3166

ISO 3166

ISO 3166 adalah kode standar internasional nama negara dan subdivisi mereka.
Hal ini bertujuan untuk menentukan diakui secara internasional huruf dan / atau angka kode yang dapat digunakan untuk menunjuk negara dan subdivisi mereka untuk. Nama negara tidak ditetapkan oleh ISO.Mereka datang dari daftar PBB (Terminologi Bulletin "Negara Nama" dan standar negara coding statistik, daerah dan wilayah, dikelola oleh Divisi Statistik Perserikatan Bangsa-Bangsa).
Penggunaan kode dapat menghemat waktu dan menghindari kesalahan. Memang, nama suatu negara bervariasi dari satu bahasa ke bahasa lain, tetapi kode yang terdiri dari huruf dan / atau angka dapat dimasukkan di dunia.
Misalnya, mail internasional dilakukan oleh semua organisasi pos di dunia dalam wadah diidentifikasi oleh kode negara ini. Sistem nama domain Internet menggunakan kode ini untuk menentukan nama-nama top-level domain, seperti '.fr' untuk Perancis atau "au" untuk Australia. Dalam paspor yang dapat dibaca mesin, kebangsaan pemegang ditunjukkan dengan kode negara dan ketika kita melakukan transfer bank, kode negara digunakan untuk menemukan bank.

Akses ke ISO 3166

Kode ISO 3166 tersedia di platform yang konsultasi online (OBP) . Data OBP selalu diperbaharui dan Anda dapat berlangganan secara gratis untuk pemberitahuan akan diberitahu setiap perubahan dengan mengklik fungsi Ikuti kanan atas.
Kami juga menawarkan produk, koleksi online dari nama negara , yang memungkinkan Anda untuk mengintegrasikan kode ini ke dalam sistem Anda. Tersedia secara berlangganan tahunan, layanan ini memungkinkan Anda untuk men-download daftar resmi kode (dalam XLS, .XML dan format CSV). Dalam kasus modifikasi kode, pemberitahuan e-mail memberitahu Anda untuk men-download versi terbaru dari daftar ini. Jadi Anda dapat yakin bahwa informasi dalam database Anda terus diperbarui . Mereka datang dari sumber resmi dilayani oleh ISO .

Isi ISO 3166

ISO 3166 terdiri dari tiga bagian: kode negara, kode untuk subdivisi dan kode negara untuk nama negara yang sebelumnya digunakan (kode lama untuk menunjuk negara yang tidak lagi digunakan).
Para kode negara dapat diwakili oleh dua huruf kode (alpha-2) yang direkomendasikan untuk penggunaan umum, tiga huruf kode (alpha-3) terkait lebih erat dengan nama negara, dan kode tiga digit ( numerik-3), berguna ketika kode harus dimasukkan dalam negara tidak menggunakan abjad Latin.
Para kode untuk subdivisi negara diwakili oleh kode alpha-2 negara, diikuti hingga tiga karakter.Contoh: ID-RI adalah provinsi Riau Indonesia dan NG-RI adalah provinsi Rivers Nigeria. Nama dan Kode subdivisi datang umumnya dari sumber-sumber nasional resmi informasi.
Para kode untuk nama negara yang sebelumnya digunakan kode empat-huruf (alpha-4). Struktur alpha-4 kode tergantung pada alasan untuk penarikan nama negara.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang berbagai jenis kode membaca ISO 3166 Istilah .

Perbarui ISO 3166

ISO 3166 secara teratur diperbarui untuk mencerminkan perubahan nama negara dan subdivisi mereka.Modifikasi ini dibuat oleh Otoritas untuk memperbarui ISO 3166 (ISO3166 / MA).
Pembaruan Otoritas mencakup wakil-wakil dari sepuluh organisasi berikut:
  • Asosiasi standar Perancis AFNOR (Prancis)
  • ANSI American National Standards Institute (USA)
  • BSI British Standards Institution (United Kingdom)
  • Deutsches Institut für Normung DIN (Jerman)
  • Swedish Standards Institute (SIS Swedia)
  • Badan Energi Atom Internasional (IAEA)
  • International Telecommunication Union (ITU)
  • ICANN (ICANN)
  • Universal Postal Union (UPU)
  • Komisi Ekonomi untuk Eropa (UN ECE) Nations)

EDISI

Edisi pertama ISO 3166 diterbitkan pada tahun 1974, yang mencakup hanya kode negara abjad. Edisi kedua, yang diterbitkan pada tahun 1981, juga termasuk kode negara numerik, dengan edisi ketiga dan keempat yang diterbitkan pada tahun 1988 dan 1993 masing-masing. Edisi kelima, yang diterbitkan antara 1997 dan 1999, diperluas menjadi tiga bagian untuk memasukkan kode untuk subdivisi dan mantan negara.


CARA MENGAKSES ISO 3166

Kode di ISO 3166 tersedia di online Browsing platform . Informasi pada OBP selalu up to date dan Anda dapat mendaftar untuk pemberitahuan dihubungi jika ada perubahan dengan mengklik fungsi berikut di sudut kanan atas.
Kami juga memiliki produk, koleksi online dari kode negara , yang memungkinkan Anda untuk mengintegrasikan kode ini ke dalam sistem Anda sendiri. Layanan berlangganan tahunan ini memungkinkan Anda untuk men-download daftar resmi kode (XLS, .XML dan Format CSV) dan memberitahu Anda jika ada perubahan sehingga Anda dapat men-download versi terbaru. Dengan cara ini, Anda dapat yakin bahwa database Anda selalu menggunakan informasi yang paling up-to-date dari seorang pejabat dan sumber ISO yang didukung.



Referensi:

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP BUDAYA

Pengaruh IPTEK Terhadap Budaya


Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai budayanya,

mungkin itu adalah istilah yang tepat untuk menggambarkan begitu beragamnya budaya orang Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke. Beribu – ribu pulau, suku, bahasa, adat, membuat Indonesia menjadi salah satu daya tarik dan Negara yang paling kaya dipandang dari budayanya. Secara matematis kita tidak dapat menghitung betapa melimpahnya kekayaan budaya kita.


Dari sekian banyak bidang ada dan berpacu untuk kemajuan salah satunya adalah bidang teknologi, yang menghadirkan perubahan dan kemajuan untuk selanjutnya digunakan oleh manusia. Beragam teknologi yang diciptakan memungkinkan manusia untuk bebas memilih apa yang diinginkan.
Perkembangan IPTEK selalu seiring dengan perkembangan kebutuhan manusia, semakin kompleks permasalahan yang dihadapi manusia dalam kehidupannya, maka perkembangan IPTEK pun akan semakin canggih, karena pada hakikatnya perkembangan IPTEK itu bertujuan untuk bagaimana membantu manusia mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Perkembangan IPTEK sangat pesat dan begitu cepatnya hal ini disebabkan karena adanya berbagai perkembangan atau dorongan yang ingin dipenuhi oleh manusia dalam kehidupan baik itu kebutuhan yang berhubungan dengan kebutuhan pribadi kelompok, maupun kebutuhan Negara dan bangsa secara umum.Dengan ada iptek,maka kita bisa mengolah banyak sumber alam mentah tanpa dipantau pihak asing yang lebih senior.

Dipandang dari adatnya ke-Timuran-nya maka Indonesia sangat berbeda dengan daerah yang ada di Barat, rata – rata orang Timur sangat menjunjung tinggi nilai – nilai budayanya sendiri sebagai aset untuk melestarikan daerah dan budayanya secara turun – temurun. Nilai – nilai budaya yang secara turun – temurun yang dimaksud adalah Sopan, Santun, Taat, Menghormati, Menghargai, Menjunjung Tinggi Adat, Tata Krama Pergaulan, dan lainnya yang menjadi ciri khas orang Indonesia.

Perubahan dalam hidup boleh terjadi akan budaya dengan nilainya yang tak terhingga akan tetap menjadi simbol bagi orang Indonesia dalam kehidupannya. Terbukti walaupun kemajuan begitu pesat saat ini akan tetapi dalam setiap kesempatan tetaplah budaya dikedepankan dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan.
Pada prinsipnya setiap perkembangan dan kemajuan dalam segi apapun baik adanya, setiap manusia menginginkan perubahan pun demikian dalam konteks kehidupan bermasyarakat.


Perkembangan teknologi seperti yang sudah tersaji diatas tentu membawa perubahan yang begitu baik dan pesat dalam kehidupan manusia. Perkembangan itu baik adanya jika sesuai dengan apa yang diharapkan.


Dalam konteks masa kini, kekayaan kebudayaan akan banyak berkaitan dengan produk-produk kebudayaan yang berkaitan 3 wujud kebudayaan yaitu
1. pengetahuan budaya
2. perilaku budaya atau praktek-praktek budaya yang masih berlaku, dan
3. produk fisik kebudayaan yang berwujud artefak atau bangunan.
Beberapa hal yang berkaitan dengan 3 wujud kebudayaan tersebut yang dapat dilihat adalah antara lain adalah produk kesenian dan sastra, tradisi, gaya hidup, sistem nilai, dan sistem kepercayaan. Keragaman budaya dalam konteks studi ini lebih banyak diartikan sebagai produk atau hasil kebudayaan yang ada pada kini. Dalam konteks masyarakat yang multikultur, keberadaan keragaman kebudayaan adalah suatu yang harus dijaga dan dihormati keberadaannya. Keragaman budaya adalah memotong perbedaan budaya dari kelompok-kelompok masyarakat yang hidup di Indonesia. Jika kita merujuk kepada konvensi UNESCO 2005 (Convention on The Protection and Promotion of The Diversity of Cultural Expressions) tentang keragaman budaya atau “cultural diversity”, cultural diversity diartikan sebagai kekayaan budaya yang dilihat sebagai cara yang ada dalam kebudayaan kelompok atau masyarakat untuk mengungkapkan ekspresinya.
Perkembangan IPTEK, sangat banyak membantu manusia dalam kehidupannya sehari-hari, baik itu dari segi pendidikan, ekonomi, informasi dan komunikasi, politik dan lain sebagainya. Semua manfaat IPTEK tersebut dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Penerapan Iptek dalam pembangunan telah meningkatkan kehidupan masyarakat dan memajukankehidupan bangsa dan negara di berbagai sektor. Namun harus disadari di balik semua itu ada dampak-dampak negatifnya terhadap lingkungan hidup.
Beberapa pengaruhnya yaitu:
1.Perubahan Tata Nilai
Berbagai penemuan teknologi telah membawa perubahan yang begitu cepat dalam tata kehidupanmasyarakat.  Perubahan itu antara lain cara orang bekerja, gaya hidup, dan tata nilai masyarakat.Berbagai penemuan dan penerapan teknologi telah membuka fase industrialisasi. Teknologi danindustrialisasi cenderung mempercepat tempo kehidupan, pengangkutan serba cepat, dankomunikasi secepat kilat
2.Adanya Kesenjangan Sosial
Perkembangan industri dapat meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja. Tetapi juga memunculkan kesenjangan sosial di masyarakat. Muncullah kelompok masyarakat pemilik modalyang kaya bahkan menjadi konglomerat, tetapi juga ada kelompok masyarakat yang tidak memilikiketrampilan. Mereka yang tidak menguasai teknologi akan semakin ketinggalan dan hidup miskin.Terjadilah jurang perbedaan yang begitu dalam antara si kaya dan si miskin. Hal ini dapat mendorongkecemburuan sosial dan kerawanan keamanan
3. Merosot dan merusaknya lingkungan alam
4. Kekhawatiran manusia terhadap persenjataan kimia dan nuklir
5. Berkembangnya kenakalan remaja dan kriminalitas.
Jadi, jelas penerapan IPTEK memiliki banyak keuntungan, tetapi juga ada dampak negatif yang harus dicarijalan pemecahannya. Selain dampak positif, perkembangan sistem informasi, komunikasi, dantransportasi juga memiliki dampak yang negatif. Dengan adanya media informasi, komunikasi, dantransportasi ternyata telah membawa pengaruh nilai-nilai sosial budaya luar yang mulai menggeser budaya bangsa klasik yang adi luhung. Kehidupan individualistik mulai berkembang dan menggeser nilai-nilai kekerabatan dan gotong royong sebagian rakyat Indonesia.

Bidang Sosial dan Budaya
Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat :
1). Meningkatnya rasa percaya diri Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa – bangsa barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa – bangsa asia.
2). Tekanan, kompetensi yang tajam diberbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi akan melahirkan generasi yang displin , tekun , dan pekerja keras. Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatif pada aspek budaya yaitu kemerosotan moral dikalangan warga masyarakat, khususnya dikalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material. Telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani.



DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI BAHASA INDONESIA

Kata “globalisasi” diambil dari kata “global” yang dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti secara keseluruhan. Globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup secara keseluruhan berbagai bidang kehidupan sehingga tidak nampak lagi batasan-batasan yang mengikat secara nyata. Marshall McLuhans, seorang filsuf teori komunikasi, menyatakan bahwa “dunia yang diliputi kesadaran globalisasi melebur menjadi sebuah global village (desa buana)”. Globalisasi membuat dunia menjadi sangat transparan, seolah-olah tanpa batas administrasi suatu negara dan membuat batas-batas geografis suatu negara menjadi kabur. Lambat laun, arus globalisasi semakin meningkat dan menyentuh hampir setiap aspek kehidupan kita sehari-hari. Globalisasi memunculkan gaya hidup kosmopolitan yang ditandai dengan mudahnya dalam berhubungan dan terbukanya beragam informasi yang memungkinkan individu dalam suatu masyarakat mengikuti gaya-gaya hidup baru yang disenanginya. (Muctarom, 2005).

Globalisasi yang terjadi ditandai dengan berkembangannya teknologi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222), berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dua dimensi tersebut saling berkaitan satu sama lainnya, sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, sedangkan perekayasaan mengacu pada proses atau cara.

Perubahan yang demikian menyebabkan terjadinya pula pergeseran kekuasaan dari pusat kekuasaan yang bersumber pada tanah, kemudian kapital atau modal, dan selanjutnya dalam gelombang ketiga pada penguasaan terhadap informasi, yakni ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Sayangnya proses globalisasi ini lebih banyak ditakuti daripada dipahami untuk kemudian diantisipasi dengan arif dan cermat. Oleh karena rasa takut dan cemas yang berlebihan, antisipasi yang dilakukan cenderung bersifat defensif dengan membangun gedung-gedung yang bertingkat, benteng-benteng pertahanan karena merasa diri sebagai objek daripada subjek di dalam proses perubahan.

Padahal di dalam era globalisasi ini, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi.  Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung juga memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk bahasa Indonesia. Sekaligus bahasa berperan juga sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu sendiri.


Menurut Sunaryo (2000), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, akhirnya menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Namun, seiring dengan bertambahnya usia bahasa Indonesia justru dihadang banyak masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan. Mampukah bahasa Indonesia menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek yang berwibawa di tengah dahsyatnya arus globalisasi? Mampukah bahasa Indonesia bersikap luwes dan terbuka dalam mengikuti derap peradaban yang terus gencar menawarkan perubahan dan dinamika? Masih setia dan banggakah para penuturnya dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi yang efektif di tengah-tengah perubahan dan dinamika itu?
Tulisan ini akan sedikit mengulas pengaruh kemajuan teknologi informasi terhadap bahasa Indonesia dalam menghadapi era globalisasi.


A. Potret Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi

Era globalisasi akan menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa yang semakin global dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah bahasa Inggris, yang pemakainya lebih dari satu miliar. Akan tetapi, sama halnya dengan bidang kehidupan lain, sebagaimana dikemukakan oleh Naisbit (1991) dalam bukunya Global Paradox, akan terjadi paradoks-paradoks dalam berbagai komponen kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa Inggris, misalnya, walaupun pemakainya semakin besar sebagai bahasa kedua, masyarakat suatu negara akan semakin kuat juga memertahankan bahasa ibunya.
Seperti di Islandia, sebuah negara kecil di Eropa, yang jumlah penduduknya sekitar 250.000 orang, walaupun mereka dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, negara ini masih memertahankan kemurnian bahasa pertamanya dari pengaruh bahasa Inggris. Demikian juga di negara-negara pecahan Rusia seperti Ukraina, Lithuania, Estonia (yang memisahkan diri dari Rusia) telah menggantikan semua papan nama di negara tersebut yang selama itu menggunakan bahasa Rusia.
Bagaimana halnya dengan di Indonesia? Di Indonesia, fenomena yang sama pernah dilakukan dengan pengeluaran Surat Menteri Dalam Negeri kepada gubernur, bupati, dan walikota seluruh Indonesia Nomor 1021/SJ tanggal 16 Maret 1995 tentang Penertiban Penggunaan Bahasa Asing. Surat itu berisi instruksi agar papan-papan nama dunia usaha dan perdagangan di seluruh Indonesia yang menggunakan bahasa asing agar diubah menjadi bahasa Indonesia. Ketika awal pemberlakukan peraturan tersebut, tampak gencar dan bersemangat usaha yang dilakukan oleh pemerintah daerah di seluruh Indonesia.
Pemda DKI Jakarta, misalnya, bekerja sama dengan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa mengadakan teguran-teguran lisan dan tertulis, bahkan turun ke lapangan mendatangi perusahaan-perusahaan yang papan namanya menggunakan bahasa Inggris atau mencampuradukkan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dengan struktur bahasa Inggris. Misalnya, sebelumnya terpampang “Pondok Indah Mall”, “Ciputra Mall”, “Mestika Bank”, dan lain-lain, sekarang diubah menjadi “Mal Pondok Indah”, “Mal Ciputra”, “Bank Mestika”.
Berbagai fenomena dan kenyataan ini akan semakin mendukung ke arah terjadinya suatu pertentangan (paradoks) dan arus tarik-menarik antara globalisasi dan lokalisasi. Persoalan berikutnya adalah mampukah bahasa Indonesia mempertahankan jati dirinya di tengah-tengah arus tarik-menarik itu? Untuk menjawab persoalan ini, marilah kita menengok ke belakang bagaimana bahasa Indonesia yang ketika itu masih disebut bahasa Melayu mampu bertahan dari berbagai pengaruh bahasa lain baik bahasa asing maupun bahasa daerah lainnya di nusantara.
Sejauh ini tanpa terasa banyak kosakata yang sebenarnya hasil serapan dari bahasa lain tetapi sudah kita anggap sebagai kosakata bahasa Melayu/Indonesia. Misalnya sebagai berikut.
Bahasa Asal dan contoh kata yang diserap:
• Bahasa Sanskerta: agama, bahasa, cerita, cita, guru, harta, pertama, sastra, sorga, warta
• Bahasa Arab: alam, adil, adat, haram, haji, kitab, perlu, sah, subuh, hisab, madrasah, musyawarah
• Bahasa Belanda: pipa, baut, kaos, pesta, peluit, setir, brankas, balok, pelopor, dongkrak, nol, bom, saku
• Bahasa Inggris: kiper, kornel, tim, gol, final, tes, organisasi, proklamasi, legal, administrasi, stop,
• Bahasa Cina: loteng, kue, kuah, the, cengkeh, cawan, teko, anglo, toko, tauco
• Bahasa Tamil: keledai, perisai, tirai, peri, cemeti, kedai, modal, pualam, ragam, gurindam
• Bahasa Portugis: meja, kemeja, gereja, bendera, peluru, almari, mentega, roda, lentera, armada, paderi
• Bahasa Parsi: bandar, syahbandar, kenduri, kelasi, anggur, istana, tamasya, takhta, nakhoda, bius
• Bahasa Jawa: gampang, ngawur, ruwet, sumber, jago, lebaran, bisa, tanpa, sengit, ajeg, tuntas
• Bahasa Sunda Camat, garong, lumayan,melotot, ompreng, pencoleng, mending, nyeri, anjangsana, tahap
• Bahasa Minangkabau cemooh, ejek, bak, enau, engkau, semarak, heboh, cetus, ngarai, taut

Kesemua kata-kata tersebut menjadi kosakata bahasa Indonesia melalui proses adaptasi sehingga sesuai dengan sistem bahasa Indonesia. Jadi, agaknya proses membuka diri terhadap pengaruh kosakata asing sudah berlangsung lama dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, pada era globalisasi ini kekhawatiran yang sangat mendalam terhadap pengaruh masuknya unsur-unsur asing terhadap bahasa Indonesia tidak terlu terjadi.
Yang perlu dicermati adalah penagaruh asing tersebut harus diarahkan ke perkembangan yang positif terhadap bahasa Indonesia. Bahkan, sedapat mungkin kita mencari peluang-peluang dari pengaruh globalisasi ini bagi kamajuan perkembangan bahasa Indonesia.


B. Eksistensi Bahasa Indonesia dalam Era globalisasi

Eksistensi Bahasa Indonesia yang merupakan jati diri bangsa Indonesia pada era globalisasi sekarang ini, perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan memertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Ini semua menyangkut kedisiplinan berbahasa nasional, dengan mematuhi semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia. Dengan disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri.
Bahasa Indonesia memang memegang peranan penting dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan sumber daya manusia. Karena itu, peningkatan pendidikan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah perlu dilakukan melalui peningkatan kemampuan akademik para pengajarnya. Demikian juga halnya dengan Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai sarana pengembangan penalaran, karena pembelajaran bahasa Indonesia selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar, dan kemampuan memperluas wawasan.
Untuk itu, peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus dilakukan. Untuk menyemarakkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, pemerintah telah menempuh politik kebahasaan, dengan menetapkan bulan Oktober sebagai Bulan Bahasa.
Namun, jika kita melihat kenyataan di lapangan, secara jujur harus diakui, bahasa Indonesia belum difungsikan secara baik dan benar. Banyak para penuturnya masih dihinggapi sikap inferior (rendah diri), sehingga merasa lebih modern, terhormat, dan terpelajar jika dalam peristiwa tutur sehari-hari, baik dalam ragam lisan maupun tulis, menyelipkan setumpuk istilah asing. Walaupun sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia.
Sayangnya, beberapa kaidah yang telah dikodifikasi dengan susah-payah tampaknya belum banyak mendapatkan perhatian masyarakat luas. Akibatnya bisa ditebak, pemakaian bahasa Indonesia bermutu rendah: kalimatnya rancu dan kacau, kosa-katanya payah, dan secara semantik sulit dipahami maknanya. Anjuran untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar seolah-olah hanya bersifat sloganistis, tanpa tindakan nyata dari penuturnya (Sawali Tuhusetya, 2007).
Melihat persoalan di atas, tidak ada kata lain, kecuali menegaskan kembali pentingnya pemakaian bahasa Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar. Hal ini disamping dapat dimulai dari diri sendiri, juga perlu didukung oleh pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.


C. Menyikapi Bahasa Indonesia

Sebagaimana disebutkan diatas bahwa era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat menuntut para pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk lebih menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan dengan masalah pembinaan bahasa. Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang cukup pesat, perkembangan di luar negeri pun sangat menggembirakan.
Data terakhir menunjukkan setidaknya 52 negara asing telah membuka program bahasa Indonesia (Indonesian Language Studies). Bahkan, perkembangan ini akan semakin meningkat setelah terbentuk Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di Bandung tahun 1999. Walaupun perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di satu sisi, di sisi lain peluang dan tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin besar pula.
Arus global tanpa kita sadari memang telah berimbas pada penggunaan dan keberadaan bahasa Indonesia di masyarakat. Penggunaan bahasa di dunia maya dan sosial media, facebook, twitter, SMS misalnya, memberi banyak perubahan bagi struktur bahasa Indonesia yang oleh beberapa pihak disinyalir merusak bahasa itu sendiri. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus disikapi bersama termasuk dalam pengajarannya. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Di era global dengan berbagai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, seharusnya bisa kita manfaatkan dalam memertahankan bahasa Indonesia. Salah satunya dengan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis ICT (Information, Communication and Technology).
Pemanfaatan ICT sudah menjadi keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Misalnya dengan memanfaatkan ICT sebagai alat bantu pembelajaran bahasa Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk sesuai dengan fungsinya dalam pendidikan. Menurut Indrajut (2004), fungsi teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan dapat dibagi menjadi tujuh fungsi, yakni: (1) sebagai gudang ilmu, (2) sebagai alat bantu pembelajaran, (3) sebagai fasilitas pendidikan, (4) sebagai standar kompetensi, (5) sebagai penunjang administrasi, (6) sebagai alat bantu manajemen sekolah, dan (7) sebagai infrastruktur pendidikan.
Dengan demikian globalisasi memang tidak dapat dihindari. Akulturasi bahasa nasional dengan bahasa dunia pun menjadi lebih terasa perannya. Menguasai bahasa dunia dinilai sangat penting agar dapat bertahan di era modern ini. Namun sangat disayangkan jika masyarakat menelan mentah-mentah setiap istilah-istilah asing yang masuk dalam bahasa Indonesia. Ada baiknya jika dipikirkan dulu penggunaannya yang tepat dalam setiap konteks kalimat. Sehingga penyusupan istilah-istilah tersebut tidak terlalu merusak tatanan bahasa nasional.


D. Perlunya Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Berbahasa Indonesia yang baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, seperti pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Namun, kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Sebaliknya, berbahasa yang baik yang menempatkan pada kondisi tidak resmi atau pada pembicaraan santai tidak mengikat kaidah bahasa di dalamnya. Ragam berbahasa seperti ini memungkinkan munculnya gejala bahasa baik interferensi, integrasi, campur kode, alih kode maupun bahasa gaul. Hal ini disebabkan kodrat manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari adanya interaksi dan komunikasi antar sesamanya. Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyai fungsi utama bahasa yaitu sebagai media komunikasi untuk menyampaikan  pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Akhirnya, keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat.
Disamping itu, perubahan bahasa dapat juga terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat. Berbagai alasan sosial dan politis menyebabkan banyak orang meninggalkan bahasanya, atau tidak lagi menggunakan bahasa. Seperti misalnya, dalam perkembangan masyarakat modern saat ini, masyarakat Indonesia cenderung lebih senang dan merasa lebih intelek untuk menggunakan bahasa asing. Hal ini memberikan dampak terhadap pertumbuhan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa. Akhirnya, kepopuleran bahasa Inggris menjadikan bahasa Indonesia tergeser pada tingkat pemakaiannya.
Berbagai penyebab pergeseran pemakaian bahasa Indonesia, tidak hanya disebabkan oleh bahasa asing tetapi juga disebabkan oleh adanya interferensi bahasa daerah dan pengaruh bahasa gaul. Dewasa ini bahasa asing lebih sering digunakan daripada bahasa Indonesia hampir di semua sektor kehidupan. Sebagai contoh, masyarakat Indonesia lebih sering menempel ungkapan “No Smoking” daripada “Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open House” untuk penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran, dan masih banyak contoh lain yang mengidentifikasikan bahwa masyarakat Indonesia lebih menganggap bahasa asing lebih memiliki nilai.
Demikian juga dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Sementara tolok ukur variasi pemakaian bahasa adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan parameter situasi. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma yang berlaku dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.



E. Pentingnya Peran Serta Media Massa

Tidak dapat disangkal bahwa media massa memberikan andil bagi pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Kata dan istilah baru, baik yang bersumber dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, pada umumnya lebih awal dipakai oleh media massa, apakah di media surat kabar, radio, atau televisi. Media massa memang memiliki kelebihan. Di samping memiliki jumlah pembaca, pendengar, dan pemirsa yang banyak, media mass mempunyai pengaruh yang besar di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, media massa merupakan salah satu mitra kerja yang penting dalam pelancaran dan penyebaran informasi tentang bahasa. Kini media massa menjadi tumpuan kita dalam menyebarluaskan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Seiring dengan itu, pembinaan bahasa Indonesia di kalangan media massa mutlak diperlukan guna menangkal informasi yang menggunakan kata dan istilah yang menyalahi kaidah kebahasaan. Kalangan media massa harus diyakinkan bahwa mereka juga mengikuti pembinan bahasa seperti kita.
Keberadaan media massa merupakan suatu peluang yang perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Terkait dengan itu, Harmoko (1988), ketika menjadi Menteri Penerangan, menyarankan bahwa pers sebaiknya memuat ulasan atau menyediakan ruang pembinaan bahasa Indonesia sebagai upaya penyebaran pembakuan yang telah disepakati bersama. Di samping itu, pers diharapkan mampu menyosialisasikan hasil-hasil pembinaan dan pengembangan bahasa, dan mampu menjadi contoh yang baik bagi masyaralat dalam hal pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Harapan ini sangat mungkin bisa direalisasikan karena pers telah memiliki pedoman penulisan yang disebut Pedoman Penulisan Bahasa dalam Pers.
Melihat perkembangan pers saat ini, khsususnya setelah euforia reformasi, banyak hal yang memrihatinkan, khususnya dalam etika berbahasa.  Bahasa yang terkesan keras bahkan kasar ini kalau terus-menerus mewarnai pers, tentu akan berpengaruh negatif pada pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, karena mesyarakat luas akan dengan mudah menirukannya.



Referensi:
http://bahasa.kompasiana.com/2013/12/19/dampak-globalisasi-terhadap-pemakaian-bahasa-indonesia-dalam-berkomunikasi-sehari-hari-619960.html
http://sosbud.kompasiana.com/2012/09/25/pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensi-bahasa-indonesia-496325.html

IOS VS ANDROID

Seiring dengan perkembangan zaman pada saat ini, kecanggihan teknologi gadget semakin diburu oleh publik. Gadget yang sedang laris manis dalam pasaran gadget dunia saat ini adalah smartphone dan juga tablet. Karena kedua perangkat tersebut yang menjadi trend pasar saat ini, para vendor ponsel juga ikut bersaing dengan berlomba-lomba memberikan perangkat ponsel,  baik itu smartphone ataupun juga tablet dengan kualitas yang terbaik. Dengan tujuan bisa mendapatkan tempat dihati para konsumen.
Android VS iOS, Mana Yang Lebih Menarik Buat Anda??
Dan pastinya kita juga mengetahui komponen apa saja dan spesifikasi yang bagaimana saja yang ada dalam smartphone dan juga tablet. Sejauh ini kita mengenal sistem operasi sebagai otak dari smartphone dan juga tablet. Ada beberapa sistem operasi yang dimiliki oleh oleh perangkat ponsel, diantaranya adalah Android yang merupakan OS dari perangkat yang banyak digandrungi masyarakat, iOS merupakan OS dari Apple yang sudah terkenal dengan harga mahalnya. OSBlackBerry yang hanya bisa kita jumpai dalam perangkat BlackBerry saja dan terakhir OS yang sudah sangat terkenal besutah Microsoft yaitu Windows Phone yang saat ini digunakan oleh perangkat Nokia Lumia.
Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi pengetahuan pada anda semua tentang sistem operasiAndroid dan iOS, mana yang lebih menarik buat anda? Android kah? Yang merupakan OS ponsel yang sudah merakyat atau iOS yang merupakan OS dengan perangkat canggih namun memiliki harga yang tergolong tinggi. Simak beberapa perbedaan diantara OS Android dan iOS dibawah ini.
Android VS iOS, Mana Yang Lebih Menarik Buat Anda??
Perbedaan yang begitu terlihat dari kedua OS ini adalah “Pengembangnya”. OS Android memiliki sifat yang Open Source yang artinya pengguna bisa mengubah-ubah perangkat sesuai dengan keinginan dan selera. Sedang iOS memiliki sifat yang berbalik dari Android yaitu Closed Source yang berartikita sebagai pengguna perangkat dengan sistem operasi iOS tidak bisa mengubah-ubah perangkat sesuai dengan keinginan kita, namun disini pihak Apple sebagai pengembang mampu menyediakan aplikasi-aplikasi untuk melengkapi kebutuhan kita.
Keterbukaan Android malah bisa menjadi musibah buat kita, karena terlalu terbukanya hingga banyak tangan-tangan jahin yang berkeliaran untuk Android. Sedang disini iOS lebih terasa aman karena tertutup dan pihak Apple sangat bertanggung jawat terhadap ketangguhan perangkatnya. Selain itu perbedaan lain yang menyolok namun tidak begitu terasa adalah tombol yang dimiliki oleh iOS dan Android, iOS hanya memiliki tombol Home saja, sedang Android memiliki beberapa tombol diantaranya Home, Menu dan juga Back. Perbedaan ini terasa saat anda beralih perangkat dari Android menggunakan iOS atau juga sebaliknya.
Jika kita menilai secara sepintas pasti kita akan lebih memilih OS Android jika dibanding denganiOS, karena bisa dirubah-rubah sesuai dengan keinginan kita, disamping itu juga harga jauh lebih murah jika dibanding dengan perangkat yang menggunakan OS iOS. Namun jika kita lebih mengutamakan ketangguhan dan keamanan perangkat, pasti kita akan cenderung memilih iOS, namun semua itu kembali pada anda yang bisa menentukan, pilihan anda adalah yang terbaik buat anda.

Perkembangan Sistem Operasi Android

Android Versi Beta
Android 1.0 (Astro)
Android 1.1
Android Cupcake
Android Donut
Android 2.0/2.1 Eclair
Android 2.2 Frozen Yoghurt (Froyo)
Android 2.3 Gingerbread
Android 3.0/3.1 Honeycomb
Android 4.0 Ice Cream Sandwich (ICS)
Android 4.2 Jelly Bean
Android 4.4 KitKat
Keunggulan Sistem Operasi Android

1) Selalu lebih baik
Selalu update terbaru di setiap versi Android menjamin keunggulan disisi performa maupun fiturnya. Android Jelly Bean dan KitKat yang merupakan versi terbaru dari android bahkan menjanjikan penambahan keunggulan android dari kualitas yang signifikan.

2) Magnet Google
Nama baik Google yang tidak diragukan lagi juga menjadi salah satu keunggulan android. Kelebihan android yang satu ini tentu akan susah ditandingi. Nama besar Google di dunia maya akan membuat konsumen yakin bahwa os mobile ini memang os yang terbaik. Lebih – lebih juga dibandingkan dengan os mobile lain yang belum jelas keunggulannya.

3) Banyak dukungan vendor kelas atas
Keunggulan android ini mampu melonjakkan popularitas serta kemampuan Android. Selain kemudahan dalam segi integrasi teknologi dan popularitas ternyata masih banyak keunggulan lain yang dapat diperoleh dari dukungan vendor kelas atas tersebut sehingga memperkuat keunggulan android diantara os mobile lain.

4) Smartphone pengusung yang berkualitas
Kesuksesan ini tidak lepas dari keunggulan android yang diusung smartphone yang memiliki bermacam fitur berkualitas. Sebut saja Droid X, Galaxy S sampai HTC Evo memiliki banyak kelebihan sehingga konsumen terterik untuk membelinya.

Kekurangan Sistem Operasi Android

1.) Fragmentasi
2.) Tidak mendukung J2ME
3.) Boros baterai
4.) Google Centric
5.) Banyak Malware
6.) Update ke End User membutuhkan waktu yang cukup lama

Pengertian iOS
iOS adalah sistem operasi perangkat genggam dari Apple. Awalnya dibuat hanya untuk iPhone, iOS kemudian berkembang hingga mendukung perangkat Apple, Inc. Yang lain seperti iPod touch, iPad dan Apple TV. Apple, Inc, tidak melisensikan iOS untuk digunakan di perangkat keras lain. Hal ini berbeda dengan Android, yang mana kita bisa menemukannya di berbagai merk perangkat genggam iOS dibuat menggunakan bahasa C, C++, dan C-Objective. iOS merupakan sistem operasi Unix karena iOS diturunkan dari sistem operasi OS X yang memiliki fondasi Darwin.
Di akhir tahun 2010. iOS memiliki mangsa pasar sebesar 26% dibawah Android milik Google dan Symbian milik Nokia. Paa 31 Mei 2011, di Apple Inc App Store tercatat lebih dari 500.000 aplikasi iOS, yang telah diunduh sebanyak lebih dari 15 juta kali. Untuk bisa menjalankan aplikasi bajakan atau yang tidak tersedia di Apple, Inc App Store, pada umumnya pengguna iOS melakukan aktivitas iOS jailbreaking. (http://www.apple.com/iOS ).

Perkembangan iOS

iPhone OS 1
iPhone OS 2
iPhone OS 3
iPhone OS 4
iPhone OS 5
iPhone OS 6
iPhone OS 7


Kelebihan / keunggulan iOS

-  Sulit terserang virus
-  User Friendly
-  Memiliki tampilan user interface yang menarik
-  Tersedia aplikasi yang menarik dan berkualitas
-  Ukuran memory internal yang cukup besar diantaranya 8GB, 16GB, 32GB, 64Gb.
-  Upgrade FW yang relatif mudah.
-  Dokumentasi yang memadai.
-  Sophisticated development.
-  Produk berseragam.
-  Dukungan multi-task setelah versi 4.0. (Bilal Ahmed yasen & M. Awai Tariq, 2012).


Kekurangan iOS

~  Harganya yang relatif mahal
~  Memory yang tersedia tidah dapat ditambah sesuai dengan keinginan.
~  Tampilan tidak dapat diubah sesuka hati. (http://www.apple.com/iOS ).
~  Terlalu banyak pembatasan , tidak fleksibel.
~  Tidak adanya kemudahan untuk aplikasi pihak ketiga.
~ Masalah keamanan. (Bilal Ahmed yasen & M. Awai Tariq, 2012).

iOS -> iPhone Operating System, merupakan OS satu - satunya yang tidak di berikan untuk di install di perangkat keras non-Apple dan di operasikan pada App Store / iTunes.. Kenapa ? Karena sistem operasinya UNIX, tidak sama dengan smartphone lainnya.. iOS sekarang sudah iOS 7.0.4 dan akan menjadi iOS 7.1.. :)


Android -> OS yang bisa di gunakan di perangkat keras apa saja.. Karena Android ini sistem operasinya LINUX, makanya kebanyakan smarthphone itu OS nya Android tidak iOS dan pengoperasiannya melalui Samsung App, Google Play, ect…


Referensi:
http://pln24.wordpress.com/android/pengenalan-android/
http://sopianmuhamad10.blogspot.com/2014/03/pengenalan-android.html
http://teknologi.kompasiana.com/gadget/2013/11/16/perbedaan-ios-dan-android--608506.html
http://oketekno.com/3131/android-vs-ios-mana-yang-lebih-menarik-buat-anda.html